Empirisme

```mediawiki

1. redirect Empirisme

Empirisme

Empirisme adalah teori epistemologi yang menyatakan bahwa pengetahuan berasal terutama atau sepenuhnya dari pengalaman sensorik. Dengan kata lain, empirisme menegaskan bahwa pengalaman adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat diandalkan. Ini adalah pandangan filosofis yang menekankan peran observasi, eksperimen, dan bukti empiris dalam perolehan pengetahuan, berbeda dengan rasionalisme yang menekankan peran akal budi dan deduksi logis. Empirisme bukanlah penolakan terhadap akal budi, melainkan penekanan bahwa akal budi harus didasarkan pada dan diuji oleh pengalaman.

Sejarah Empirisme

Akar empirisme dapat ditelusuri kembali ke filsafat Yunani Kuno, khususnya pada pemikiran Aristoteles. Aristoteles menekankan observasi dunia alam sebagai dasar untuk memahami realitas. Namun, empirisme sebagai aliran pemikiran yang jelas dan terdefinisi muncul pada abad ke-17 dan ke-18, khususnya di Inggris.

• John Locke: Sering dianggap sebagai bapak empirisme modern, Locke dalam karyanya An Essay Concerning Human Understanding (1689) berpendapat bahwa pikiran manusia pada saat lahir adalah seperti *tabula rasa* (lembaran kosong) yang diisi oleh pengalaman sensorik. Semua pengetahuan, menurut Locke, berasal dari *sensasi* (pengalaman luar) dan *refleksi* (pengalaman internal). Konsep-konsep kompleks dibangun dari ide-ide sederhana yang diperoleh melalui pengalaman. Locke juga membahas pentingnya induksi dalam pembentukan generalisasi dari observasi spesifik.
• George Berkeley: Berkeley, seorang filsuf Irlandia, membawa empirisme ke ekstrem dengan idealismenya. Dia berpendapat bahwa “esse est percipi” – menjadi berarti dipersepsikan. Artinya, keberadaan suatu objek bergantung pada persepsi oleh pikiran. Berkeley menolak keberadaan materi independen dari pikiran, berpendapat bahwa apa yang kita persepsikan hanyalah ide-ide yang ditanamkan oleh Tuhan.
• David Hume: Hume adalah empiris yang paling radikal. Dia mengkritik konsep kausalitas, dengan berpendapat bahwa kita tidak dapat secara rasional membenarkan keyakinan bahwa suatu peristiwa menyebabkan peristiwa lain. Hume juga meragukan keberadaan diri (self) yang tetap dan konsisten, serta keberadaan dunia luar yang independen dari persepsi kita. Hume menekankan pentingnya probabilitas dan kebiasaan dalam membentuk keyakinan kita.
• Francis Bacon: Meskipun mendahului Locke, Bacon merupakan tokoh penting dalam perkembangan empirisme dengan menekankan metode ilmiah yang didasarkan pada observasi dan eksperimen. Ia mengkritik metode deduktif yang digunakan oleh Aristoteles dan mengadvokasi pendekatan induktif.

Prinsip-Prinsip Dasar Empirisme

Beberapa prinsip dasar yang mendasari empirisme meliputi:

• **Pengalaman sebagai Sumber Pengetahuan:** Semua pengetahuan berasal dari pengalaman sensorik – penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba.
• **Tabula Rasa:** Pikiran manusia pada saat lahir adalah lembaran kosong yang diisi oleh pengalaman.
• **Induksi:** Proses pembentukan generalisasi dari observasi spesifik. Contohnya, setelah mengamati banyak angsa putih, kita mungkin menyimpulkan bahwa semua angsa berwarna putih. Namun, Donald Davidson menunjukkan bahwa induksi tidak selalu dapat diandalkan.
• **Observasi:** Pengamatan yang cermat dan sistematis terhadap dunia luar.
• **Eksperimen:** Pengujian hipotesis melalui manipulasi variabel dan observasi hasilnya.
• **Penolakan terhadap Ide Bawaan:** Empirisme menolak gagasan bahwa kita dilahirkan dengan pengetahuan atau ide bawaan.
• **Verifikasi Empiris:** Sebuah klaim pengetahuan harus dapat diverifikasi melalui pengalaman sensorik agar dianggap valid. Prinsip ini sangat penting dalam metodologi ilmiah.

Jenis-Jenis Empirisme

Meskipun ada kesamaan dasar, terdapat beberapa variasi dalam pendekatan empiris:

• **Empirisme Klasik:** Representasi dari karya Locke, Berkeley, dan Hume. Menekankan peran pengalaman sensorik dalam perolehan pengetahuan dan skeptisisme terhadap konsep-konsep metafisik.
• **Empirisme Logis (Positivisme Logis):** Aliran filsafat abad ke-20 yang menekankan pentingnya verifikasi empiris dan analisis logis. Tokoh-tokoh kunci termasuk Moritz Schlick dan A.J. Ayer. Mereka berupaya membangun filsafat yang ilmiah dan bebas dari metafisika. Positivisme logis sangat menekankan pentingnya falsifikasi oleh Karl Popper.
• **Empirisme Radikal:** Pandangan yang sangat menekankan peran pengalaman dan menolak keberadaan konsep-konsep abstrak yang tidak dapat diverifikasi secara empiris.
• **Empirisme Moderat:** Pandangan yang mengakui peran penting pengalaman tetapi juga mengakui peran akal budi dan teori dalam perolehan pengetahuan.

Kritik terhadap Empirisme

Empirisme telah menjadi subjek kritik dari berbagai sudut pandang filosofis:

• **Masalah Induksi:** Seperti yang ditunjukkan oleh Hume, induksi tidak dapat dibenarkan secara rasional. Hanya karena sesuatu telah terjadi di masa lalu, tidak berarti itu akan terjadi di masa depan. Kritik ini menimbulkan pertanyaan tentang validitas pengetahuan ilmiah yang didasarkan pada induksi. David Miller membahas masalah ini secara mendalam.
• **Peran Teori:** Kritikus berpendapat bahwa observasi tidak pernah murni dan selalu dipengaruhi oleh teori dan harapan kita. Thomas Kuhn dalam karyanya *The Structure of Scientific Revolutions* berpendapat bahwa sains tidak berkembang secara linier, tetapi melalui paradigma yang mengubah cara kita memahami dunia.
• **Masalah Persepsi:** Persepsi kita seringkali tidak akurat dan dapat dipengaruhi oleh ilusi, bias, dan faktor-faktor psikologis lainnya. Ini menimbulkan pertanyaan tentang keandalan pengalaman sensorik sebagai sumber pengetahuan.
• **Keterbatasan Pengalaman:** Ada banyak hal yang tidak dapat kita ketahui melalui pengalaman sensorik, seperti keberadaan Tuhan, alam semesta sebelum ledakan besar, atau sifat kesadaran.
• **Konstruktivisme:** Aliran filsafat yang berpendapat bahwa pengetahuan tidak ditemukan, melainkan dibangun oleh pikiran kita berdasarkan pengalaman dan interpretasi. Jean Piaget adalah tokoh kunci dalam konstruktivisme.

Empirisme dan Sains

Empirisme merupakan landasan penting bagi metode ilmiah. Metode ilmiah didasarkan pada observasi, eksperimen, dan pengujian hipotesis melalui bukti empiris. Teori ilmiah harus dapat diverifikasi atau difalsifikasi melalui pengalaman sensorik. Imre Lakatos mengembangkan konsep "program penelitian ilmiah" sebagai kerangka kerja untuk menilai teori ilmiah.

• **Pengumpulan Data:** Proses mengumpulkan informasi melalui observasi dan eksperimen.
• **Analisis Data:** Proses menganalisis data untuk mengidentifikasi pola dan tren. Teknik analisis data termasuk regresi linier, analisis varians, dan pengujian hipotesis.
• **Formulasi Hipotesis:** Proses merumuskan penjelasan sementara untuk suatu fenomena.
• **Pengujian Hipotesis:** Proses menguji hipotesis melalui eksperimen dan observasi lebih lanjut.
• **Pengembangan Teori:** Proses mengembangkan penjelasan yang komprehensif dan teruji untuk suatu fenomena.

Empirisme dalam Trading dan Analisis Pasar

Empirisme juga dapat diterapkan dalam dunia trading dan analisis pasar keuangan. Trader empiris mengandalkan data historis dan observasi pasar untuk membuat keputusan trading. Mereka menggunakan analisis teknikal untuk mengidentifikasi pola dan tren dalam harga, volume, dan indikator lainnya. Beberapa indikator teknikal yang umum digunakan termasuk:

• **Moving Averages (MA):** Rata-rata harga selama periode waktu tertentu.
• **Relative Strength Index (RSI):** Indikator momentum yang mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga.
• **Moving Average Convergence Divergence (MACD):** Indikator momentum yang menunjukkan hubungan antara dua moving averages.
• **Bollinger Bands:** Indikator volatilitas yang mengukur rentang harga.
• **Fibonacci Retracements:** Alat analisis teknikal yang digunakan untuk mengidentifikasi level support dan resistance.
• **Ichimoku Cloud:** Sistem komprehensif yang mengidentifikasi support, resistance, tren dan momentum.
• **Volume Weighted Average Price (VWAP):** Rata-rata harga tertimbang volume, menunjukkan harga rata-rata yang dibayarkan untuk suatu aset sepanjang hari.
• **Average True Range (ATR):** Mengukur volatilitas pasar.
• **Chaikin Money Flow (CMF):** Mengukur tekanan beli dan jual.
• **On Balance Volume (OBV):** Mengukur volume perdagangan dan hubungannya dengan perubahan harga.
• **Elliott Wave Theory:** Analisis pasar berdasarkan pola gelombang yang berulang.
• **Candlestick Patterns:** Pola visual yang terbentuk pada chart candlestick yang dapat memberikan sinyal trading.
• **Market Sentiment Analysis:** Mengukur sikap investor terhadap pasar.
• **Correlation Analysis:** Menganalisis hubungan antara dua atau lebih aset.
• **Time Series Analysis:** Menganalisis data historis untuk memprediksi tren masa depan.
• **Statistical Arbitrage:** Mengeksploitasi perbedaan harga sementara antara aset-aset yang berkorelasi.
• **Backtesting:** Menguji strategi trading menggunakan data historis.
• **Monte Carlo Simulation:** Menggunakan simulasi acak untuk mengevaluasi risiko dan potensi keuntungan strategi trading.
• **Machine Learning in Trading:** Menggunakan algoritma untuk mengidentifikasi pola dan memprediksi pergerakan harga.
• **High-Frequency Trading (HFT):** Melakukan trading dengan kecepatan tinggi menggunakan algoritma komputer.
• **Quantitative Trading:** Menggunakan model matematis dan statistik untuk membuat keputusan trading.
• **Algorithmic Trading:** Menggunakan program komputer untuk mengeksekusi trading secara otomatis.
• **Sentiment Analysis using Natural Language Processing (NLP):** Menganalisis berita dan media sosial untuk mengukur sentimen pasar.
• **Volatility Skew Analysis:** Mengukur perbedaan harga opsi dengan strike prices yang berbeda untuk mengidentifikasi ekspektasi pasar tentang volatilitas.
• **Implied Volatility Surface Analysis:** Menganalisis seluruh permukaan implied volatility untuk memahami ekspektasi pasar tentang risiko.

Trader empiris juga memperhatikan analisis fundamental untuk menilai nilai intrinsik suatu aset. Namun, mereka menekankan pentingnya data pasar dan observasi perilaku harga dalam pengambilan keputusan trading.

Kesimpulan

Empirisme adalah teori epistemologi yang berpengaruh yang menekankan peran pengalaman sensorik dalam perolehan pengetahuan. Meskipun telah dikritik, empirisme tetap menjadi landasan penting bagi metode ilmiah dan analisis pasar keuangan. Memahami prinsip-prinsip empirisme dapat membantu kita untuk berpikir kritis tentang pengetahuan dan membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan bukti yang ada.

Epistemologi Rasionalisme Skeptisisme Metodologi ilmiah Filsafat ilmu John Locke David Hume George Berkeley Karl Popper Thomas Kuhn Induksi Deduksi Analisis Teknis Analisis Fundamental Metode Ilmiah

Mulai Trading Sekarang

Daftar di IQ Option (Deposit minimum $10) Buka akun di Pocket Option (Deposit minimum $5)

Bergabung dengan Komunitas Kami

Berlangganan saluran Telegram kami @strategybin untuk mendapatkan: ✓ Sinyal trading harian ✓ Analisis strategi eksklusif ✓ Peringatan tren pasar ✓ Materi edukasi untuk pemula ```